top of page
Search

Menyusun kembali Ideologi Yang Telah Mati

  • Writer: kata bendera
    kata bendera
  • Sep 14, 2018
  • 2 min read

“Alat perekat batin yang utama bagi Indonesia ialah Pancasila. Ingat kita ini bukan dari satu suku bangsa. Ingat kita ini bukan dari satu adat istiadat. Ingat kita ini bukan dari satu agama! Bhineka Tunggal Ika. Bhinna Ika Tunggal Ika. “Berbeda tetapi tetap satu” (Sukarno). “Kebhinekaan harus terus kita bina. Karena justru Kebhinekaan inilah unsur menjadikan ke Ekaan. Bhineka Tunggal Ika harus kita pahami sebagai satu kesatuan Dialegtis.” (Sukarno). Bung Karno telah membangun fondasi kuat untuk terwujudnya bangsa yang menjunjung kaum pluralisme dan ke-Bineka Tunggal Ika-an. Ia sangat mendukung nilai-nilai pluralisme yang telah menjadi salah satu bagian dari karakter bangsanya. Dalam pandangan Sukarno, Indonesia adalah tempat teduh atau rumah bagi semua suku,budaya,ras,pemeluk agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Mereka dapat tinggal dan hidup di tanah air Indonesia dan di lindungi oleh Negara. Semboyan bhineka tinggal ika adalah manifestasi bagaimana khitah bangsa Indonesia yang berbeda-beda (budaya,bahasa,agama,suku) namun tetap satu. Rakyat Indonesia harus menanamkan rasa toleransi yang baik bagi sesama rakyat maupun antar suku bangsa sekalipun, memanusiakan manusia adalah sifat yang wajib di bina dan di miliki oleh semua manusia di tanah air bahkan di manapun, Nasionalism is humanity. Sejak kecilpun harus bisa belajar untuk menanamkan sifat saling menghargai, menghargai antar sesama suku,ras,budaya,materi,strata sosial,agama dan kepercayaan. Menyakini bahwa adanya bentuk tubuh dan warna kulit manusia yang hidup adalah satu, sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME. Dalam kabinet pemerintahan Sukarno juga menerapkan prinsip ke-Bhineka Tunggal Ika-an, ia melibatkan seluruh tokoh dari berbagai suku, agama dalam kabinetnya, ia juga menekankan bahwa suatu bangsa tidak di tentukan oleh persamaan warna kulit ataupun agama. Dalam pandanganya, prasangka kesukuan dan kedaerahan harus di hilangkan karena jika di biarkan dapat memecah belah persatuan yang di landasi perasaan saling membenci. Menjadi kewajiban bagi generasi penerus bangsa untuk tetap menjaga dan menerapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menjaga persatuab kesatuan bangsa, dalam sebuah rumah bersama bernama “Indonesia” untuk semua golongan suku, agama, kepercayaan dan lainya. “Dharma Eva Hato Hanti”. “Bersatu karena kita kuat. Kita kuat karena bersatu,” ucap Bung Karno.



ALFIANO Y. ERVIANSYAH

SURABAYA, 14 SEPTEMBER 2018


 
 
 

Hozzászólások


© 2023 by The Book Lover. Proudly created with Wix.com

Join my mailing list

bottom of page